Tangan tangan mungil pemecah batu karang


لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Ini adalah kisah sedih tentang kehidupan anak manusia yg hidupnya tdk seberuntung kita.

Pada setiap kota besar, di negeri tercinta ini, kita sering temui pemandangan menyedihkan yg terjadi di depan mata.
Di negeri yang memiliki kekayaan alam berlimpah dan subur, ternyata masih banyak warganya yg msh bergumul dgn kemiskinan. Bahkan untuk sekedar mencari makan sehari hari saja sangatlah sulit.


Bahkan bagi anak² kecil yg seharusnya merasakan kehangatan kasih dan sayang.

Dan seperti terhipnotis kesibukan dan rutinitas masing2, tanpa disadari kita seakan membiarkan explotasi ini terjadi.

Wajah letih dan lusuh mrk seakan tak mampu tuk mencuri kepedulian kita, seakan ini adalah hal yang biasa.
Mereka adalah anak², mereka adalah balita, yang seharusnya sedang menikmati cerianya masa kanak-kanak.
Seharusnya ini adalah masa mrk untuk belajar dan bermain seperti anak² yg lain.

Tapi kenyataannya mereka malah dipaksa untuk mencari nafkah dijalan, baik sebagai pengamen atau pengemis.
Kemudian hasil jerih payah itu nanti, harus disetorkan pada si Boss, yaitu orang dewasa yg mengawasi mrk dari kejauhan, mengkoordinir dan mengancam mereka.

Tanpa rasa iba mrk rengut hak anak² demi kepentingan pribadi mrk.
Dgn memanfaatkan rasa iba kita, para curut
 penghisap darah dan keringat anak2 ini terus memaksa anak2 untuk mencari uang.

Biasanya mrk mencari tempat keramaian seperti pasar atau perempatan lampu merah.

Bahkan tidak sedikit juga bayi2 yg entah dipinjam dari mana,
jg diajak mengemis.

Kadang sering kita lihat anak2 ini tdk mengenakan alas kaki,

tapak2 kaki mungil itu dipaksa melangkah diatas aspal yg panas ketika matahari terik.
Ada yg jadi pengamen, pengemis, penjual koran atau pembersih kaca mobil.


Mari kita berdoa, semoga Tuhan selalu menjaga dan menguatkan jiwa² kecil ini, mengangkat harkat hidup mereka dan mencabut segala deritanya, amin. 
Juga kiranya dibukakan pintu hati para penentu kebijakan di negeri ini, supaya dicarikan jalan keluar terbaik bagi mereka, agar bisa terlepas dari belenggu derita ini.

Dan bagi para koordinator anjal ini, yaitu para pemalas yg sdh tega memperbudak generasi penerus ini, sudah semestinya negara melakukan tindakkan tegas pd mereka.

Sayangnya hal ini tidak pernah dilakukan secara bersungguh-sungguh. Instansi terkait terkesan setengah hati memberantas ini, hanya sekedar melakukan 'operasi rutin'  terhadap keberadaan anjal, gelandangan dan pengemis ini.


Sedangkan tindakan lebih lanjut dan solusi serius atas keadaan ini, sepertinya tidak terwujud sebagaimana yg diharapkan.


Padahal jelas dlm UUD kita disebutkan bahwa anak2 terlantar dan fakir miskin dirawat dan dipelihara oleh negara.


Jika memang benar negeri ini sdh merdeka sejak tahun 1945 yg silam, lalu kenapa msh ada rakyat negeri ini yg terjajah! dan parahnya lg hal ini terjadi pd generasi penerus bangsa, yang seharusnya mendapat perlindungan dan jg pendidikan yang baik.
Melihat keadaan ini, sering saya berangan, seandainya mempunyai kemampuan finansial yg lebih mapan, ingin sekali rasanya bisa membantu menempatkan kembali hak² anak ini pada tempat yg seharusnya.


Mengembalikan keceriaan dikehidupan mereka tentu akan membawa kebahagiaan jg bagi kita semua. Ingin sekali rasanya dapat melihat tawa dan senyum bahagia kembali menyungging dari bibir kecil mereka, dan melihat binar ceria pada mata² mrk, yg menyiratkan harapan masa depan yg lebih baik.

Sekali lg saya berharap, semoga apa yg mereka alami saat ini hanyalah sebuah mimpi belaka, yg akan segera berakhir pd saat nanti mrk membuka mata esok hari.
Tuhanku, kuatkanlah anak² ini tanpa dosa ini, semoga mrk bisa segera keluar dari penderitaan ini...

Aamiin.